Senin, 06 Mei 2013

Makalah Tentang Pergaulan Bebas


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televise, dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan memilih tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa, dan dimana saja.
Bahkan tidak sedikit para remaja yang terjerumus pergaulan bebas lain misalnya narkoba, rokok, dan minum minuman keras. Dapat diperkirakan setiap harinya lebih dari 2 juta remaja di negara kita telah mempergunakan rokok maupun narkoba. Oleh karena itu, kami, memilih tema pergaulan bebas remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja.
Masalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan harapan supaya remaja dapat mengatasi libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-akibat negatif dari pergaulan seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan pola pikir yang terjadi pada dirinya.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa saja faktor penyebab para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas?
2.      Bagaimana tindakan preventif untuk mencegah terjerumusnya para remaja?

C. Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui faktor-faktor penyebab para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas.
2.      Mengetahui tindakan preventif guna mencegah terjerumusnya para remaja.

D. Metode Pengumpulan Data
1.      Berdasarkan berbagai sumber di internet yang berkaitan dengan pergaulan bebas.
2.      Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu nara sumber.
Subjek yang dijadikan sumber data melalui dialog / wawancara :
a.       Windi    (sebagai salah satu contoh korban akibat pergaulan bebas, yaitu hamil di luar nikah)
b.      Adi       (sebagai salah satu pelajar yang sudah ketagihan merokok)
c.       Doni      (sebagai salah satu remaja yang telah lama mengkonsumsi miras)

E.  Manfaat
Di era globalisasi ini bangsa kita membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana generasi penerus bangsa kita jika para remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas semakin meningkat setiap tahunnya? Tentu kita sendiri tidak ingin bangsa kita menjadi bangsa yang terpuruk.
Maka dengan disusunnya makalah ini, kami berharap agar para remaja meningkatkan pengetahuannya tentang bahaya pergaulan bebas, serta dapat menjadikan bangsa ini lebih baik.

F.  Sistematika Penulisan
1.      BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Metode Pengumpulan Data, dan Manfaat.
2.      BAB II LANDASAN TEORI yang terdiri dari : Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas dan Cara Preventif Penanggulangannya.
3.      BAB III PEMBAHASAN yang membahas dan mengkaji semua faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas serta tindakan preventif penanggulangannya.
4.      PENUTUP yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.
5.      DAFTAR PUSTAKA
6.      LAMPIRAN






BAB II
LANDASAN TEORI

A. Faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas.
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas yaitu :
1.      Rendahnya taraf pendidikan keluarga.
2.      Keadaan keluarga yang tidak stabil (broken home).
3.      Orang tua yang kurang memperhatikan.
4.      Lingkungan setempat kurang baik.
5.      Kurang berhati-hati dalam berteman.
6.      Keadaan ekonomi keluarga.
7.      Kurangnya kesadaran remaja.
8.      Adanya teknologi informasi (internet).

B.  Cara preventif pencegahannya.
Cara-cara / upaya pencegahan pergaulan bebas akan terwujud jika kita melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
1.      Melakukan penyuluhan tentang seks bebas.
2.      Memberi pengetahuan tentang bahaya narkoba.
3.      Diberi pengetahuan tentang ilmu / hukum agama.
4.      Menciptakan suasana harmonis.
5.      Bagi orang tua harus memberi perhatian dan pengarahan kepada anaknya.








BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang melandasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas serta cara pencegahannya dapat kita uraikan dan kita kaji sebagai berikut :
Faktor-faktor penyabab terjadinya pergaulan bebas.
A.    Rendahnya Taraf Pendidikan Keluarga.
Rendahnya taraf pendidikan keluarga mungkin juga berpengaruh besar terhadap terjadinya pergaulan bebas. Misalnya masih mengizinkan anaknya berpacaran tanpa mengawasinya, ini akan menyebabkan anaknya akan terjerumus dalam pergaulan bebas.

B.     Keadaan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home).
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku / perkembangan psikis remaja. Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka perkembangan psikis anak akan terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan di luar.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.

C.    Orang Tua yang Kurang Memperhatikan.
Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan cenderung memikirkan pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga anak cenderung bebas dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu, perlunya perhatian orang tua.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber yang salah.

D.    Lingkungan Setempat Kurang Baik.
Lingkungan setempat manjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cara bergaul para remaja. Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman sekarang lebih menyukai bergaul dengan teman yang ada di lingkungan sekitar daripada keluarga. Apabila kita ingat perkembangan cara pikir, pola pikir, anak zaman sekarang tidak lagi didominasi oleh pendidikan keluarga namun lebih banyak pendidikan dari lingkungan.

E.     Kurang Berhati-hati Dalam Berteman.
Berteman mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih teman kita harus hati-hati. Teman bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif, sehingga dalam bergaul tidak asal-asalan maka dari itu kita harus memilih teman yang benar-benar baik agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang cenderung bebas. Parahnya lagi, menurut hasil penelitian, para remaja yang terlanjur mendapat informasi pergaulan / tata cara bergaul yang salah dari media / sumber, cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan pergaulan yang bebas / seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh sumber yang salah.

F.     Keadaan Ekonomi Keluarga.
Keadaan ekonomi keluarga yang rendah, itu  akan membuat seorang anak tidak mengenyam pendidikan dengan baik. Dan kebanyakan anak akan putus sekolah sehingga anak tersebut akan bergaul dengan para remaja yang senasib. Mereka akan membentuk suatu kelompok yang beranggotakan anak yang putus sekolah. Keadaan ekonomi juga dapat menjadi faktor yang cukup mendominasi, karena menurut Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah para remaja. Maka adanya penyuluhan / pengetahuan tentang internet sangatlah diperlukan. Namun bahaya pergaulan bebas tidak hanya didapat dari internet tetapi juga televisi dan handphone. Bahkan secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan bergaul secara bebas dari media cenderung melakukan pergaulan yang tidak baik, apalagi usia 14 hingga 16 tahun.

G.    Kurangnya Kesadaran Remaja.
Perlunya ditanamkan tentang pendidikan pergaulan adalah agar para anak dapat berpikir lebih baik /agar pola pikir anak lebih maju. Dan agar remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran orangtua agar memberi pendidikan agama dan memberi pendidikan/ pengetahuan tentang seks/ pergaulan bebas.

H.    Adanya Teknologi Informasi (Internet).
Munculnya internet memudahkan kita untuk mengakses berbagai macam jenis budaya. Sehingga dampaknya bisa positif dan negatif. Jadi apabila kita menggunakan internet kita harus selektif.





















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tingginya angka pergaulan bebas dikalangan para remaja sesungguhnya sebuah petaka bagi Negara ini. Di Indonesia, para remaja yang menjadi korban pergaulan bebas / salah pergaulan dikalangan remaja Indonesia dapat kita cegah dan kita tekan. Kerena rusaknya moral para remaja dapat merusak negara ini.

B.     Saran
1.      Bagi Orang Tua
Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.

2.      Para Pendidik (Guru)
Memberi gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan tentang salah pergaulan yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu konsultasi dan penyuluhan tentang pergaulan yang baik dan benar sangat diperlukan, dan kegiatan ini dapat berjalan dengan bantuan seorang guru.

3.      Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.

4.      Bagi Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
DAFTAR PUSTAKA

Martono, L. Harlima, 1984. Pendidikan Sebagai Sarana Pencegahan Penyalahgunaan Obat/ Narkotika / Minuman Keras, Pendekatan Kesejahteraan. Rapat Kerja Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) DKI Jakarta. Dirangkum dari : Helen Nowlis, Drugs Demystified, International Traveling Seminar Drug Abuse. Regional Office for South East Asia.
Partini, Siti. 1984. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Studying
Ahmadi, Abu. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta
Mulyatiningsih, Rudi. 2004. Pribadi-Sosial, Belajar dan Karier. Jakarta : PT. Fasindo Anggota [KAP]

0 komentar:

Pages

Total Tayangan Halaman

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Blogger templates

Pages

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Popular Posts

About Me